Senin, 08 Juni 2009

Neoliberalisme

Neoliberalisme yang juga dikenal sebagai paham ekonomi neoliberal mengacu pada filosofi ekonomi-politik akhir-abad keduapuluhan, sebenarnya merupakan redefinisi dan kelanjutan dari liberalisme klasik yang dipengaruhi oleh teori perekonomian neoklasik yang mengurangi atau menolak penghambatan oleh pemerintah dalam ekonomi domestik karena akan mengarah pada penciptaan Distorsi dan High Cost Economy yang kemudian akan berujung pada tindakan koruptif.Paham ini memfokuskan pada pasar bebas dan perdagangan bebas [2] merobohkan hambatan untuk perdagangan internasional dan investasi agar semua negara bisa mendapatkan keuntungan dari meningkatkan standar hidup masyarakat atau rakyat sebuah negara dan modernisasi melalui peningkatan efisiensi perdagangan dan mengalirnya investasi. [3]



Sekilas tentang pandangan kaum libertarian



Dalam kebijakan luar negeri, neoliberalisme erat kaitannya dengan pembukaan pasar luar negeri melalui cara-cara politis, menggunakan tekanan ekonomi, diplomasi, dan/atau intervensi militer. Pembukaan pasar merujuk pada perdagangan bebas.
Neoliberalisme secara umum berkaitan dengan tekanan politik multilateral, melalui berbagai kartel pengelolaan perdagangan seperti WTO dan Bank Dunia. Ini mengakibatkan berkurangnya wewenang pemerintahan sampai titik minimum. Neoliberalisme melalui ekonomi pasar bebas berhasil menekan intervensi pemerintah (seperti paham Keynesianisme), dan melangkah sukses dalam pertumbuhan ekonomi keseluruhan. Untuk meningkatkan efisiensi korporasi, neoliberalisme berusaha keras untuk menolak atau mengurangi kebijakan hak-hak buruh seperti upah minimum, dan hak-hak daya tawar kolektif lainnya.
Neoliberalisme bertolakbelakang dengan sosialisme, proteksionisme, dan environmentalisme. Secara domestik, ini tidak langsung berlawanan secara prinsip dengan poteksionisme, tetapi terkadang menggunakan ini sebagai alat tawar untuk membujuk negara lain untuk membuka pasarnya. Neoliberalisme sering menjadi rintangan bagi perdagangan adil dan gerakan lainnya yang mendukung hak-hak buruh dan keadilan sosial yang seharusnya menjadi prioritas terbesar dalam hubungan internasional dan ekonomi.
Bagi kaum liberal, pada awalnya kapitalisme dianggap menyimbolkan kemajuan pesat eksistensi masyarakat berdasarkan seluruh capaian yg telah berhasil diraih. Bagi mereka, masyarakat pra-kapitalis adalah masyarakat feodal yang penduduknya ditindas.
Bagi John Locke, filsuf abad 18, kaum liberal ini adalah orang-orang yg memiliki hak untuk 'hidup, merdeka, dan sejahtera'. Orang-rang yang bebas bekerja, bebas mengambil kesempatan apapun, bebas mengambil keuntungan apapun, termasuk dalam kebebasan untuk 'hancur', bebas hidup tanpa tempat tinggal, bebas hidup tanpa pekerjaan.
Kapitalisme membanggakan kebebasan seperti ini sebagai hakikat dari penciptaannya. dan dalam perjalanannya, kapitalisme selalu menyesuaikan dan menjaga kebebasan tersebut. Misalnya masalah upah pekerja, menurut konsepsi kapitalis, semua keputusan pemerintah atau tuntutan publik adalah tidak relevan.


Kemudian paham yang terbentuk bagi kaum liberal adalah kebebasan, berarti: ada sejumlah orang yang akan menang dan sejumlah orang yg akan kalah. Kemenangan dan kekalahan ini terjadi karena persaingan. Apakah anda bernilai bagi orang lain, ataukah orang lain akan dengan senang hati memberi sesuatu kepada anda. Sehingga kebebasan akan diartikan sebagai memiliki hak-hak dan mampu menggunakan hak-hak tsb dengan memperkecil turut campur nya aturan pihak lain. "kita berhak menjalankan kehidupan sendiri"


Saat ini, ekonom seperti Friedrich von Hayek dan Milton Friedman kembali mengulangi argumentasi klasik Adam Smith dan JS Milton, menyatakan bahwa: masyarakat pasar kapitalis adalah masyarakat yg bebas dan masyarakat yang produktif. Kapitalisme bekerja menghasilkan kedinamisan, kesempatan, dan kompetisi. Kepentingan dan keuntungan pribadi adalah motor yang mendorong masyarakat bergerak dinamis.



Sumber : Wikipedia Indonesia

Sabtu, 06 Juni 2009

Kode Etik Jurnalistik AJI

KODE ETIK AJI
(ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN)
  1. Jurnalis menghormati hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar.
  2. Jurnalis senantiasa mempertahankan prinsip-prinsip kebebasan dan keberimbangan dalam peliputan dan pemberitaan serta kritik dan komentar.
  3. Jurnalis memberi tempat bagi pihak yang kurang memiliki daya dan kesempatan untuk menyuarakan pendapatnya.
  4. Jurnalis hanya melaporkan fakta dan pendapat yang jelas sumbernya.
  5. Jurnalis tidak menyembunyikan informasi penting yang perlu diketahui masyarakat.
  6. Jurnalis menggunakan cara-cara yang etis untuk memperoleh berita, foto dan dokumen.
  7. Jurnalis menghormati hak nara sumber untuk memberi informasi latar belakang, off the record, dan embargo.
  8. Jurnalis segera meralat setiap pemberitaan yang diketahuinya tidak akurat.
  9. Jurnalis menjaga kerahasiaan sumber informasi konfidensial, identitas korban kejahatan seksual, dan pelaku tindak pidana di bawah umur.
  10. Jurnalis menghindari kebencian, prasangka, sikap merendahkan, diskriminasi, dalam masalah suku, ras, bangsa, politik, cacat/sakit jasmani, cacat/sakit mental atau latar belakang sosial lainnya.
  11. Jurnalis menghormati privasi, kecuali hal-hal itu bisa merugikan masyarakat.
  12. Jurnalis tidak menyajikan berita dengan mengumbar kecabulan, kekejaman kekerasan fisik dan seksual.
  13. Jurnalis tidak memanfaatkan posisi dan informasi yang dimilikinya untuk mencari keuntungan pribadi.
  14. Jurnalis tidak dibenarkan menerima sogokan. (Catatan: yang dimaksud dengan sogokan adalah semua bentuk pemberian berupa uang, barang dan atau fasilitas lain, yang secara langsung atau tidak langsung, dapat mempengaruhi jurnalis dalam membuat kerja jurnalistik.)
  15. Jurnalis tidak dibenarkan menjiplak.
  16. Jurnalis menghindari fitnah dan pencemaran nama baik.
  17. Jurnalis menghindari setiap campur tangan pihak-pihak lain yang menghambat pelaksanaan prinsip-prinsip di atas.
  18. Kasus-kasus yang berhubungan dengan kode etik akan diselesaikan oleh Majelis Kode Etik.

    Dari Wikisource Indonesia, perpustakaan bebas berbahasa Indonesia

Kamis, 04 Juni 2009

Jurnalisme


Jurnalisme adalah bidang disiplin dalam mengumpulkan, memastikan, melaporkan, dan menganalisis informasi yang dikumpulkan mengenai kejadian sekarang, termasuk tren, masalah, dan tokoh. Orang yang mempraktekkan kegiatan jurnalistik disebut jurnalis atau wartawan.


Di Indonesia, istilah ini dulu dikenal dengan publisistik. Dua istilah ini tadinya biasa dipertukarkan, hanya berbeda asalnya. Beberapa kampus di Indonesia sempat menggunakannya karena berkiblat kepada Eropa. Seiring waktu, istilah jurnalistik muncul dari Amerika Serikat dan menggantikan publisistik dengan jurnalistik. Publisistik juga digunakan untuk membahas Ilmu Komunikasi.Daftar isi [sembunyikan]
1 Aktivitas
2 Sejarah
3 Lihat pula
4 Pranala luar

 
Aktivitas

Jurnalisme dapat dikatakan "coretan pertama dalam sejarah". Meskipun berita seringkali ditulis dalam batas waktu terakhir, tetapi biasanya disunting sebelum diterbitkan.

Jurnalis seringkali berinteraksi dengan sumber yang kadangkala melibatkan konfidensialitas. Banyak pemerintahan Barat menjamin kebebasan dalam pers.

Aktivitas utama dalam jurnalisme adalah pelaporan kejadian dengan menyatakan siapa, apa, kapan, di mana, mengapa dan bagaimana (dalam bahasa Inggris dikenal dengan 5W+1H) dan juga menjelaskan kepentingan dan akibat dari kejadian atau trend. Jurnalisme meliputi beberapa media: koran, televisi, radio, majalah dan internet sebagai pendatang baru.
 
Sejarah

Pada awalnya, komunikasi antar manusia sangat bergantung pada komunikasi dari mulut ke mulut. Catatan sejarah yang berkaitan dengan penerbitan media massa terpicu penemuan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg.

Di Indonesia, perkembangan kegiatan jurnalistik diawali oleh Belanda. Beberapa pejuang kemerdekaan Indonesia pun menggunakan jurnalisme sebagai alat perjuangan. Di era-era inilah Bintang Timoer, Bintang Barat, Java Bode, Medan Prijaji, dan Java Bode terbit.

Pada masa pendudukan Jepang mengambil alih kekuasaan, koran-koran ini dilarang. Akan tetapi pada akhirnya ada lima media yang mendapat izin terbit: Asia Raja, Tjahaja, Sinar Baru, Sinar Matahari, dan Suara Asia.

Kemerdekaan Indonesia membawa berkah bagi jurnalisme. Pemerintah Indonesia menggunakan Radio Republik Indonesia sebagai media komunikasi. Menjelang penyelenggaraan Asian Games IV, pemerintah memasukkan proyek televisi. Sejak tahun 1962 inilah Televisi Republik Indonesia muncul dengan teknologi layar hitam putih.

Masa kekuasaan presiden Soeharto, banyak terjadi pembreidelan media massa. Kasus Harian Indonesia Raya dan Majalah Tempo merupakan dua contoh kentara dalam sensor kekuasaan ini. Kontrol ini dipegang melalui Departemen Penerangan dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Hal inilah yang kemudian memunculkan Aliansi Jurnalis Indepen yang mendeklarasikan diri di Wisma Tempo Sirna Galih, Jawa Barat. Beberapa aktivisnya dimasukkan ke penjara.

Titik kebebasan pers mulai terasa lagi saat BJ Habibie menggantikan Soeharto. Banyak media massa yang muncul kemudian dan PWI tidak lagi menjadi satu-satunya organisasi profesi.

Kegiatan jurnalisme diatur dengan Undang-Undang Penyiaran dan Kode Etik Jurnalistik yang dikeluarkan Dewan Pers.

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas 

Senin, 01 Juni 2009

The day when you want to quit from everything...

Judul di atas menarik minatku untuk membaca dan men-sharenya. Be blessed.

One day I decided to quit...I quit my job, my relationship, my spirituality... I wanted to quit my life. I went to the woods to have one last talk with God. "God", I said. "Can you give me one good reason not to quit?" His answer surprised me...

"Look around", He said. "Do you see the fern and the bamboo?"
"Yes", I replied.
"When I planted the fern and the bamboo seeds, I took very good care of them. I gave them light. I gave them water. The fern quickly grew from the earth. Its brilliant green covered the floor. Yet nothing came from the bamboo seed. But I did not quit on the bamboo. In the second year the Fern grew more vibrant and plentiful. And again, nothing came from the bamboo seed. But I did not quit on the bamboo."

He said."In year three there was still nothing from the bamboo seed. But I would not quit. In year four, again, there was nothing from the bamboo seed. I would not quit." He said.
"Then in the fifth year a tiny sprout emerged from the earth.
Compared to the fern it was seemingly small and insignificant...But just 6 months later the bamboo rose to over 100 feet tall. It had spent the five years growing roots. Those roots made it strong and gave it what it needed to survive. I would not give any of my creations a challenge it could not handle." He said to me.
"Did you know, my child, that all this time you have been struggling, you have actually been growing roots?"
"I would not quit on the bamboo. I will never quit on you."
"Don't compare yourself to others." He said. "The bamboo had a different purpose than the fern. Yet they both make the forest beautiful."
"Your time will come", God said to me. "You will rise high"
"How high should I rise?" I asked.
"How high will the bamboo rise?" He asked in return.
"As high as it can?" I questioned
"Yes." He said, "Give me glory by rising as high as you can."
I left the forest and bring back this story. I hope these words can help you see that God will never give up on you. He will never give up on you.
-- 


Never regret a day in your life.
Good days give you happiness;
bad days give you experiences;
both are essential to life

sumber Sabbath

Minggu, 31 Mei 2009

Karena Cinta



Hari ini adalah lembaran baru bagiku
Ku disini kar'na kau yang memilihku
Tak pernah ku ragu akan cintamu
Inilah diriku dengan melodi untukmu

Dan bila aku berdiri
Tegak sampai hari ini
Bukan kar'na kuat dan hebatku

Semua karena cinta
Semua karena cinta
Tak mampu diriku
Dapat berdiri tegak
Terima Kasih cinta

Itulah lagu yang dinyanyikan Joy Tobing yang merupakan lagu wajib final ketika Indonesian Idol pertama dulu sekaligus menghantarkannya sebagai jawara Indonesian idol pertama, meski pada akhirnya Joy memutuskan keluar dari manajemen reality show yang kini sudah sampai season keenam itu. Lirik lagu ini membuat saya ingin menulis blog ini, jadi harap maklum kalau disana-sini masih banyak kekurangan :).

Apalagi setelah membaca salah satu berita di Kompas.com yang judulnya cukup menarik (menurut saya :p), sekalipun tempatnya agak tersembunyi di website yang baru saja di launching besar-besaran sama Kompas grup dan hanya kutipan dari situs Ananova. Secara singkat berita itu berisi tentang seorang pria di Ukraina yang rela membayar ratusan juta rupiah (10 ribu pounsterling) untuk tampil di atas panggung teater dan berpura-pura jadi aktor drama teater itu demi membuat pelamaran yang tidak akan terlupakan bagi sang kekasih.

Dan usahanya ini ternyata tidak sia-sia. Buktinya kekasihnya akhirnya ngomong gini, "It was the most romantic thing I have ever seen. After this I know I will never need anyone else in my life."

Ya iya-lah, kasian kan si cowok kalau sudah korban banyak eh ditolak juga lamarannya, he..he...Tapi kalo dipikir-pikir sih memang tidak heran kalau cowok nih berkorban segitu banyak soalnya diakan jutawan, coba kalo bukan, mungkin ngutang dulu ya sih cowoknya :).

Begitulah salah satu contoh kisah romantis (Menurut penonton yang menyaksikan drama pelamaran itu dan saya juga :p) karena termotivasi oleh cinta. Sebenarnya saya sedikit terkejut, ternyata di zaman modern seperti ini, masih ada kisah yang mirip-mirip Romeo dan Juliet atau Fitri dan Farel ( Yang senang nonton sinetron pasti tahu ini).

Cinta pun bukan hanya antara sepasang kekasih saja seperti kisah tadi, tetapi memiliki arti yang lebih luas dari itu. Bisa saja cinta orang tua kepada anaknya, anak kepada orang tuanya, kakak kepada adiknya, seorang sahabat kepada sahabatnya, dan sebagainya. Kalau mau berbuat sesuatu untuk menunjukkan cinta tidak harus sedramatis cowok di Ukraina tadi kok.

Menurut seorang tokoh religius yang pernah saya temui, tindakan kecil dengan kasih yang besar itu lebih berarti dari pada tindakan besar tanpa cinta. Memang bisa seseorang berbuat sesuatu yang besar tanpa dorongan cinta? Bisa saja. Demi kepopuleran, jabatan, misalnya seseorang bisa berkorban banyak.

Namun cinta bisa membuat seseorang melakukan sesuatu yang marvelous, tetapi juga sesuatu yang tampaknya tidak berharga atau biasa saja menjadi sesuatu yang luar biasa. Saya pernah membaca seseorang yang sedang sekarat di rumah sakit besoknya sembuh total karena mendengar kata-kata doa dan cinta dari seseorang. Ternyata orang itu adalah seorang isteri yang salah masuk kamar rumah sakit itu dan mengira
orang yang sedang sekarat itu adalah suaminya yang kecelakaan lalu lintas.

Finally, karena cinta, seseorang dapat melakukan perbuatan yang besar tapi juga sederhana dengan dampak yang lebih dari itu. Percaya ? Kalo tidak percaya coba aja dipraktekkan, moga-moga berhasil (soalnya saya sedang mencobanya he..he..)